
Sakura,
adalah nama bunga yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Banyak dari
kita yang beranggapan bahwa bunga sakura adalah bunga yang identik
dengan Negara Jepang dan hanya dapat kita temui di daerah tersebut.
tetapi ternyata Sakura juga dapat kita jumpai di Indonesia yaitu di UPT
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas - LIPI. Di kebun botani
peninggalan Belanda ini, sakura ternyata bisa berbunga 2 kali dalam
satu tahun, yaitu sekitar bulan Januari-Februari dan Juli-Agustus, suatu
hal yang sungguh menakjubkan. Bunga ini mekarnya bisa bertahan sekitar
4 hari dan masa yang diperlukan sejak tumbuh kuncup hingga gugur bunga
adalah sekitar 1 minggu. ”kok bisa ya Sakura hidup di Indonesia?”, ”Kok
bisa ya Sakura berbunga 2 kali dalam satu tahun di Indonesia?”. Menurut
kurator Rosaceae, ternyata hal ini disebabkan karena Kebun Raya Cibodas
memiliki ketinggian yang hampir sama dengan habitat asli dari Sakura.
Selain itu kontur tanah dan cara perawatan serta iklim itu juga yang
mungkin menyebabkan terjadinya pembungaan Sakura bisa terjadi 2 kali
dalam satu tahun.
Di Kebun Raya Cibodas memiliki 7 jenis Sakura
yaitu Prunus cerasoides, Prunus yedoensis, Prunus yamasakura, Prunus
lannesiana, Prunus sp, Prunus arborea dan Prunus costata. Di Sakura
Garden untuk sekarang ini baru terdapat 5 jenis Sakura yaitu Prunus
cerasoides, Prunus yedoensis, Prunus yamasakura, Prunus lannesiana dan
Prunus sp, sedangkan jenis yang dikoleksikan untuk saat ini ada tiga
jenis yaitu Prunus arborea dari Java, Prunus costata dari Irian/ Papua
dan Prunus cerasoides dari Himalaya. Prunus cerasoides adalah jenis
Sakura tertua yang terdapat di Cibodas yaitu ditanam pertama kali
tanggal 13 Mei 1971 dan sekarang berada di vak XX.B. 21 a,b, sedangkan
untuk Prunus yedoensis, Prunus yamasakura, Prunus lannesiana, Prunus sp
berasal dari Hatta pada tahun 2002. Sakura Garden sendiri dibuat pada
Maret 2007 – Desember 2007 dengan luas 6.647 m2 dan dibuat untuk
memperkaya taman tematik yang ada di Kebun Raya Cibodas.
Menurut Holif Imamuddin (58 tahun) mantan Kepala Kebun Raya Cibodas
yang bertugas antara tahun 2002 sampai 2007 dan juga penggagas ide
pembuatan Taman Sakura, Pohon Sakura yang ada di Kebun Raya Cibodas
mekar dua kali dalam setahun yakni antara bulan Januari-Februari dan
antara bulan Agustus-September, namun untuk waktu mekarnya masih belum
stabil.
Holif Imamuddin, penggagas ide pembuatan Taman Sakura
Holif menjelaskan koleksi awal pohon sakura Kebun Raya Cibodas dan
juga yang paling banyak tumbuh di taman Sakura merupakan jenis Himalaya
(prunus cerasoides D Don). Sedangkan koleksi pohon Sakura lainnya
didapat dari peneliti Jepang yang datang ke Kebon Raya Cibodas serta
pemberian pohon Sakura dari Jepang pada tahun 2004 kepada Presiden
Megawati. Selain itu, pengelola Kebon Raya Cibodas sendiri juga
melakukan pengembangbiakan pohon Sakura baik dengan cara vegetatif
(stek) maupun dengan biji.
Sakura cibodas yang berada di indonesia
Tidak jauh beda bukan ?.. dengan yang aslinya di jepang .
Dalam pandangan Holif, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia ingin
mengetahui lebih banyak mengenai Bunga Sakura. Di Indonesia, pada
pertengahan tahun 80-an, musisi terkenal Fariz RM menciptakan lagu
berjudul Sakura yang ketika itu mendapat sambutan luar biasa terutama
di kalangan anak muda dan remaja sehingga menambahkan kepopuleran
Sakura di Indonesia. Dan pada film animasi dari Jepang yang ditayangkan
di beberapa stasiun TV swasta kadang-kadang ada bagian cerita yang
memperlihatkan suasana saat orang berkumpul menikmati bunga sakura yang
sedang mekar.
Taman sakura di jepang.
Di Jepang, saat bunga sakura mekar, yang biasanya terjadi pada awal
bulan April, hal ini menjadi suatu peristiwa nasional, dan hampir setiap
hari siaran TV memberitakan perkembangannya.
Saat itu orang Jepang akan berpesta bersama keluarga atau teman
sambil menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran atau bahasa
Jepangnya hanami.
Biasanya hanami dilakukan sambil minum sake dan bernyanyi bersama dan
karena ramainya maka orang sering berebutan mendapatkan lokasi terbaik
guna melihat Sakura, sehingga sejak malam sebelumnya akan dikirim
orang untuk menunggui tempat yang akan dipakai.
Sebelum dibangun Taman Sakura, pohon Sakura tumbuh bertebaran di
dalam Kebon Raya Cibodas sehingga pengunjung tidak dapat menikmati
secara maksimal keindahan bunga Sakura yang mekar seperti di Jepang.
Pada tahun 1995, Holif berkesempatan pergi ke Jepang dan sempat
melakukan kunjungan ke salah satu sekolah dasar dan saat itu ada banyak
anak yang sedang belajar tentang alam dan banyak menanyakan kepada
Holif mengenai alam di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman itu, Holif mendapat kesan bahwa di Jepang
cinta kepada alam sudah diperkenalkan sejak dini melalui pendekatan
budaya yakni melalui tradisi hanami atau melihat bunga sakura yang sedang mekar.
Dengan adanya hanami maka orang kota di Jepang akan
berkesempatan mendatangi taman kota dan berkumpul dan berdampak pada
timbulnya rasa cinta kepada alam.
Dengan membuat taman khusus pohon Sakura, Holif berharap masyarakat
Indonesia dapat menikmati bunga Sakura yang sedang mekar sekalian
memupuk rasa sayang kepada alam.
Bagi Holif, Taman Sakura juga bisa menjadi sarana nostalgia bagi
masyarakat Jepang yang ada di Indonesia dan orang Indonesia yang pernah
belajar dan tinggal di Jepang. Holif juga berharap suatu saat nanti
dibawah naungan pohon Sakura, orang dapat melakukan pertukaran
kebudayaan dan pengetahuan.